Intel Mengumumkan Chip Core Ultra Generasi Kedua untuk Menandingi Qualcomm dan AMD

Techno

Intel (INTC) pada hari Selasa meluncurkan lini prosesor terbaru mereka, Intel Core Ultra 200V, dalam upaya mempertahankan pangsa pasar laptop dari ancaman Qualcomm (QCOM) dan pesaing lainnya.

Prosesor Core Ultra generasi kedua dari Intel, yaitu seri Ultra 200V, menjanjikan peningkatan kinerja dan efisiensi daya yang signifikan dibandingkan dengan lini Core Ultra tahun lalu, serta masa pakai baterai yang lebih baik daripada chip laptop Snapdragon X Elite milik Qualcomm.

Prosesor terbaru ini hadir dengan desain yang diperbarui, meninggalkan arsitektur “low-power island” dari pendahulunya yang dimaksudkan untuk menangani beberapa proses dan menghemat daya baterai. Namun, konsep tersebut tidak berjalan sesuai harapan Intel. Meski demikian, perusahaan yakin bahwa jajaran Core Ultra 200V siap menghadapi tantangan tersebut.

Dalam pengujian, Intel menyatakan bahwa Core Ultra 200V menggunakan daya hingga 50% lebih sedikit daripada pendahulunya, serta menawarkan kinerja per watt 20% lebih baik dibandingkan chip Snapdragon Qualcomm.

Menggunakan tes UL Procyon Office Productivity, yang mensimulasikan tugas produktivitas menggunakan aplikasi Microsoft Office, Intel melaporkan bahwa baterai prosesor ini bertahan hingga 20,1 jam, mengalahkan Qualcomm yang hanya mencapai 18,4 jam. Namun, saat digunakan untuk Microsoft Teams, Qualcomm mencatat masa pakai baterai 12,7 jam, sedangkan Intel bertahan 10,7 jam.

Masa pakai baterai telah menjadi salah satu masalah terbesar bagi chip laptop Intel. Sejak Apple beralih dari Intel dan mulai merancang chipnya sendiri untuk MacBook dengan masa pakai baterai yang luar biasa, Intel berada dalam tekanan besar.

Chip Snapdragon X Elite dari Qualcomm, yang tersedia di laptop Windows, semakin memperbesar tekanan bagi Intel untuk meningkatkan efisiensi daya prosesor mereka atau menghadapi risiko penurunan pangsa pasar. Core Ultra 200V diharapkan dapat menjawab tantangan ini.

Intel menyatakan bahwa chip mereka menawarkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan chip Qualcomm dan AMD dalam pengujian sintetis. Dengan kata lain, chip ini berpotensi memberikan kekuatan yang diinginkan oleh konsumen, sekaligus menjaga daya tahan baterai. Meski demikian, Intel harus menunggu sampai konsumen benar-benar merasakan performa laptop dengan chip baru ini sebelum dapat mengklaim kemenangan sepenuhnya.

Selain peningkatan kinerja dan masa pakai baterai, Intel Core Ultra 200V juga dirancang untuk menawarkan kemampuan kecerdasan buatan (AI) di PC berkat unit pemrosesan neural (NPU) yang memiliki kinerja hingga 48 triliun operasi per detik (TOPS). TOPS adalah ukuran umum untuk menilai kinerja beban kerja AI.

Chip Qualcomm menawarkan 45 TOPS, sementara chip AMD (AMD) Ryzen 300 AI menyediakan hingga 50 TOPS dalam hal kinerja AI.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun produsen chip sedang mendorong pengembangan PC dengan AI, atau yang sering disebut sebagai PC dengan Microsoft-branded Copilot+, aplikasi yang benar-benar menggunakan kemampuan AI onboard laptop masih belum banyak digunakan. Sebagian besar aplikasi AI yang digunakan oleh konsumen dijalankan pada sistem berbasis cloud yang melewati NPU laptop.